Rabu, 11 Maret 2009

Profil Madrasah Tsanawiyah Syarifuddin

1. Sejarah singkat pendirian MTs Syarifuddin
MTs. SYarifuddin berdiri pada tahun 1967. MTs Syarifuddin awalnya bernama MTs Miftahul Ulum, perubahan ini berdasarkan surat pengajuan perubahan nama unit-unit pendidikan di pondok pesantren Kyai Syarifuddin yang diprakarsai oleh Yayasan Kyai Syarifuddin selaku induk lembaga pendidikan yang menaunginya. Dengan pengajuan perubahan nama inilah, MTs Miftahul Ulum berubah menjadi MTs Syarifuddin.
Awalnya, pendirian MTs Syarifuddin bermula dari semenjak santri Madrasah diniyah awaliyah diformalkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum (sekarang MI Syarifuddin) pada tahun 1983. Setelah para santri tamat MI Syarifuddin Yayasan Kyai Syarifuddin memandang perlu melayani fasilitas pendidikan tingkat lanjutan, maka pada tahun 1985 didirikanlah MTs Miftahul Ulum (sekarang MTs Syarifuddin). Pada waktu itu calon siswa hanya 18 orang : 11 orang laki-laki dan 7 orang perempuan, setelah berjalan cukup lama dan kapasitas gedung serta jumlah siswa memadai, maka ketua Yayasan dan Pengasuh pondok pesantren berinisiatif untuk menerapkan nilai-nilai kepesantrenan dengan cara memisahkan ruang belajar antara siswa dengan siswi. Hal ini dalam rangka menjaga kemungkinan-kemungkinan negatif yang akan terjadi, akhirnya pada tahun 1988 pemisahan ruang belajar siswapun dilaksanakan dan waktu itu siswa mencapai 66 anak didik dan siswinya mencapai 86 anak didik sehingga jumlah keseluruhan waktu itu mencapai 152 siswa.
Pada perkembangan berikutnya, setelah fasilitas sekolah, jumlah siswa, dan tenaga guru memadai dengan baik, muncul ide baru yayasan untuk menyeragamkan nama-nama unit pendidikan di pondok pesantren Kyai Syarifuddin yang ada dibawah naungannya, tepat tanggal 15 juni 2007 yayasan melayangkan surat pengajuan perubahan 5 nama lembaga pendidikan (PAUD, TK, MI, MTs, dan MA) kepada Depag dan Diknas dan akhirnya yang semula bernama Miftahul Ulum berubah menjadi Syarifuddin.
2. Tujuan pendirian MTs Syarifuddin
Telah dikemukakan diatas, bahwa penggagas pendirian MTs Syarifuddin dibidani oleh yayasan Kyai Syarifuddin yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
1 Untuk ikut serta mewujudkan program wajib belajar sembilan tahun yang telah dicanangkan pemerintah
2 Agar pondok pesantren Kyai Syarifuddin mampu mewujudkan keinginan pada wali santri dengan cara bergerak dibidang pendidikan.
3 Untuk menfasilitasi minat santri ke jenjang pendidikan lanjutan
4 Untuk mengembangkan intelektualitas santri dibidang ilmu pengetahuan umum
5 Untuk membekali santri dengan ilmu pengetahuan terpadu antara ilmu agama dan umum setelah pulang ke masyarakat nanti.
3. Visi dan Misi
Setelah tekad dan tujuan diatas telah dipenuhi, maka MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang merumuskan visi dan misi sekolah sebagai berikut :
-Visi
Handal penguasaan IPTEK, IMTAQ, dan nilai-nilai kepesantrenan
-Misi
1.Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ
2.Mewujudkan PBM yang berorientasi pada student aktif dan learning
3.Bimbingan belajar yang efektif
4.Pembinaan extra kurikuler dan pemberdayaan masjid sebagai laboratorium dan prkatik keagamaan.
4. Kondisi umum MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang
Lokasi MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang berada di pondok pesantren Kyai Syarifuddin, tepatnya di sebelah timur jalan jalur lintas timur embong anyar Wonorejo Lumajang. Luas tanah yang dimiliki saat ini masih mencapai 3.499 M2 difungsikan sebagaimana tabel dibawah ini .
Tabel 4 : Luas tanah
Total luas tanah Alokasi penggunaan
Bangunan Halaman Lap.olahraga Lain-lain
3.499 M2 1.204 M2 750 M2 600 M2 945 M2
Sumber data diambil tanggal 21 Juni 2008
5. Kondisi Tenaga pendidik, siswa, dan non kependidikan
Untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang telah menyediakan tenaga pengajar dan tenaga administrasi yang terangkum dalam tabel berikut :
Tabel 5 : Kondisi guru
No Nama Ijazah Status Bid.Study Masa kerja Ket
1 Abd Wadud Nafis,Lc.MEI S2 GTY Bahasa arab 8 Th
2 Suhawi Anwari, S.Pd.I. S1 GTY Fiqih 15 Th
3 Abd Cahliq, S.Pd.I. S1 GTY SKI 14 Th
4 Drs Joni S1 PNS B.Indonesia 10 Th
5 Maulana Suratno, A.Ma. D2 GTY Biologi 15 Th
6 Umanaur Rusul, S.Ag. S1 GTY Bahasa arab 8 Th
7 Agus Salim, S.Pd. S1 PNS B.Inggris 12 Th
8 Drs. Jumadi S1 GTY B.Indonesia 14 Th
9 Cholis Khoir, S.Pd. S1 GTY Fisika 13 Th
10 Sapari, S.Pd. S1 GTY Geografi 13 Th
11 Maili, A.Md. D2 GTY Qurdis 10 Th
12 Sayyidi Jazuli, S.Pd. S1 GTY Sejarah 8 Th
13 Nurul Ma’rifah, S.Pd. S1 GTY B.Inggris 5 Th
14 Anik Rumpiati, S.Pd. S1 PNS Biologi 5 Th
15 Minan Jauhari, S.Sos. S1 GTY PPKn 4 Th
16 Hadi Sunarto, ST. S1 GTY Fisika 5 Th
17 Basharudin, S.E. S1 GTY Ekonomi 4 Th
18 Hasantul Ghufra, S.Pd. S1 GTY Aqidah 4 Th
19 Lailatul Qodriyah, S.S. S1 GTY Bahasa arab 4 Th
20 Eva Maghfiroh, S.Sos.I. S1 GTY PPKn 4 Th
21 Badi’un Nidham, S.H.I. S1 GTY SKI 4 Th
Sumber data : diambil tanggal 21 Juni 2008
Tabel 6 : Kondisi siswa
Kls Jumlah siswa Jumlah Jumlah rombel
Laki-laki Perempuan
1 75 74 149 3
2 59 76 135 3
3 62 72 72 3
Jml 196 222 418 9
Sumber data : diambil tanggal 21 Juni 2008
Tabel 7 : Kondisi Tenaga administrasi
No Nama Ijazah terkhir Status Jabatan Ket
1 Zamroni, S.Pd.I. S1 GTY KATU
2 Rahmat Hidayat, S.Pd.I. S1 GTY Bendahara
3 Ahmad Kamil, S.Pd. S1 GTY TU
4 Baha’uddin SMU GTY Staf TU
5 Solihin SMU GTY Pustakawan
6. Sakur SMU Guru Piket
Sumber data : diambil tanggal 21 Juni 2008

6 Kondisi sarana dan fasilitas sekolah
Dalam mengoptimalkan lajunya arus transformasi pendidikan yang seimbang, MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang telah menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan sebagai berikut :
a. Sarana Umum MTs Syarifuddin
Tabel 8 : Kondisi sarana umum
No Jenis sarana Jumlah Keterangan
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang tenaga pengajar/guru 1 Baik
3 Kantor Tata Usaha (TU) 1 Baik
4 Ruang Bimbingan dan penyuluhan (BP) 1 Baik
5 Ruang koperasi 1 Baik
6 Dapur sekolah 2 Baik
7 Ruang UKS / Poliklinik 1 Baik
8 Kamar kecil tenaga pengajar/guru 3 Baik
9 Kamar kecil siswa 5 Baik
10 Tempat parkir sepeda tenaga pengajar/guru 1 Baik
11 Tempat parkir sepeda siswa 2 Baik
Sumber data : diambil tanggal 25 Juni 2008
b. Sarana belajar
Tabel 9 : Kondisi sarana belajar
No Jenis sarana Jumlah Keterangan
1 Ruang belajar/ kelas 10 Baik
2 Ruang Laboratorium bahasa 1 Baik
3 Ruang Laboratorium komputer 1 Baik
4 Ruang Laboratorium IPA - Baik
5 Ruang Keterampilan 1 Baik
6 Ruang kesenian 1 Baik
7 Ruang perpustakaan 1 Baik
8 Kantor OSIM 1 Baik
9 Gudang alat olahraga 1 Baik
10 Ruang Rapat 1 Baik
11 Ruang serba guna 1 Baik
Sumber data : diambil tanggal 25 Juni 2008
c. Fasilitas penunjang
Tabel 10 : Kondisi faslitas penunjang
No Jenis fasilitas Jumlah Keterangan
1 Laboratorium Komputer 1 Bisa dipakai
2 Alat musik 2 Baik
3 Peralatan memasak 4 Baik
4 LCD 1 Baik
5 Laptop 1 Baik
6 Infokus 1 Baik
7 Vidio 1 Baik
8 Radio 1 Baik
9 Megaphone/Spiker 1 Baik
10 Sound System 1 Rusak ringan
Sumber data : Diambil tanggal 25 Juni 2008
d. Sarana ibadah
Tabel 11 : Kondisi sarana ibadah
No Jenis sarana Jumlah Keterangan
1 Mushalla untuk siswa 1 Baik
2 Mushalla untuk siswi 1 Baik
Sumber data : Diambil tanggal 25 Juni 2008

e. Fasilitas perkantoran
Tabel 12 : Kondisi fasilitas perkantoran
No Jenis fasilitas Jumlah Keterangan
1 Komputer 4 Baik
2 Mesin ketik 1 Rusak ringan
3 TV 3 Baik
4 Telephone 1 Baik
5 Meja guru 25 Baik
6 Radio/Tipe 1 Baik
Sumber data : Diambil tanggal 25 Juni 2008
f. Fasilitas buku
Tabel 13 : Kondisi buku yang ada
No Mata pelajaran Jumlah buku Ket
Pegangan guru Teks siswa Penunjang
1 PPKn 3 465 350
2 Bahasa Indonesia 5 1548 465
3 Bahasa Inggris 4 566 336
4 Matematika 3 1450 650
5 Sejarah Nasional 3 464 462
6 TIK 3 532 474
7 Bahasa Arab 5 1.753 750
8 - Aqidah Akhlak
- Fiqih
- Qurdis
- SKI 3 1162 332 Agama
3 1332 365
3 1065 648
3 832 312
9 - Fisika
- Biologi 3 1194 825 IPA
3 1095 662
10 - Ekonomi
- Geografi 3 678 447 IPS
3 569 354
11 - Aswaja
- Kertakes 2 546 145 Mulok
1 80 48


7. Periodeisasi kepemimpinan
a. Sistem penentuan kepala sekolah
Sejak MTs Miftahul Ulum (sekarang MTs Syarifuddin) berdiri mulai tahun 1985 sistem penentuan kepala sekolah ditentukan langsung oleh ketua yayasan Kyai Syarifuddin tanpa periode yang baku, hal ini berjalan sekitar 12 tahun, waktu itu kepala sekolah yang ditunjuk adalah bapak Mukhlas Munir yang menjabat sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 1997. Namun perkembangan tata manajemen yang berpengaruh hampir pada semua aspek membentuk pola pikir yayasan untuk menyesuaikan dengan pola manajemen modern yang lebih layak diterapkan.
Untuk itu, yayasan mencoba pola baru dengan sistem periodeisasi kepemimpinan unit-unit pendidikan, pola ini diawali sejak tahun 1994 dan dilakukan secara bertahap dengan masa jabatan selama 3 tahun dan bisa dipilih lagi selama 3 periode kepemimpinan. Awal perjalanan periode kepala MTs Syarifuddin setelah Mukhlas Munir (al-Marhum) adalah Suhawi Anwari selama 3 periode (1994-2000,2001-2003, 2004-2006) untuk periode berikutnya adalah Abd Wadud Nafis, Lc, M.E.I. mulai tahun 2007-2009)
b. Profil kepala sekolah yang menjabat (periode 2007-2009)
Abd Wadud Nafis, Lc, M.E.I., lahir di Sampang Madura tanggal 6 Juli 1969, beliau adalah menantu pertama pengasuh pondok pesantren Kyai Syarifuddin yang disandingkan dengan putri pertamanya yang bernama Aminatuz Zahroh, M.Pd.I. dengan dikarunia 3 anak (1 laki-laki dan 2 perempuan. Sedangkan latar belakang pendidikannya adalah : MI Jrangoan Sampang Madura (Lulus 1981), MTs Miftahul Ulum Sidogiri Pasuruan (Lulus 1984), MA Nasruddin Dampit Malang (Lulus 1987), S1 Fakultas Syari’ah LIPIA Jakarta (Lulus 1996), S2 Manajemen Ekonomi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya (Lulus 2004).

8. Perkembangan sekolah 3 tahun terakhir
Tabel 15 perkembangan sekolah selama 3 tahun
NO UNSUR TAHUN
2005/2006 2006/2007 2007/2008
1 Guru 16 18 21
2 Tenaga administrasi 4 4 5
3 Siswa 335 362 418

B. APLIKASI MANAJEMEN SEKOLAH
Lembaga pendidikan tidak pernah lepas dari mekanisme pencapaian terget kurikulum sekolah atau organisasi, didalamnya terdapat berbagai unsur tenaga sumber daya manusia dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, untuk itu diperlukan penerapan manajemen personalia agar mampu menyeleksi dengan baik dan menempatkan posisi sesuai dengan keahliannya.
1. Aplikasi fungsi manajemen
Penerapan manajemen sekolah merupakan tugas utama dan pertama untuk dilaksanakan, sebab manajemen itu tidak akan berfungsi dengan baik apabila berwujud dinamika konsep. Manajemen butuh keahlian, kreatifitas, dan keuletan karena menyangkut budaya disiplin berorganisasi. Aplikasi fungsi manajemen meliputi administrasi seluruh kegiatan, mulai dari perencanaan konsep, pelaksanaan konsep, evaluasi hasil pelaksanaan konsep, dan rumusan dasar kenseptualisasi kegiatan yang akan datang. Pada dasarnya fungsi manajemen mencakup beberapa hal antara lain :
a. Perencanaan
Pola manajemen dalam perencanaan pembelajaran MTs Syarifuddin tidak jauh beda dengan lembaga pendidikan pada umumnya, yaitu mengikuti norma dan kode etik yang telah ditetapkan pihak pemerintah dengan menggunakan semester yaitu semester I dan II.
Proses penerimaan siswa baru dimulai bulan juli dan sebelumnya telah mengadakan rapat pembentukan panitia penerimaan siswa baru dengan tugas-tugas yang telah digariskan, terutama syarat dan standar penerimaan siswa baru.
Pendayagunaan seluruh potensi tenaga pendidik disesuaikan dengan mata pelajaran yang diajarkan, sementara kepala TU dan staf melaksanakan tugasnya masing-masing secara optimal, utamanya hal-hal yang terkait dengan sarana dan prasarana serta perlengkapan yang diperlukan, baik untuk kegiatan belajar mengajar atau sarana pendukung kantor. Kegiatan perencanaan yang dilakukan kepala sekolah berlangsung secara kontinue dan menyeluruh dibidang administrasi, keuangan, kepegawaian, kesiswaan, dan lain-lain.
b. Pengorganisasian
Semua potensi yang dimiliki MTs Syarifuddin selalu dimanfaatkan dengan baik oleh kepala sekolah, dengan cara melaksanakan pengorganisasian dalam bentuk pembagian kerja dan tugas dari para eksekutif leader seperti wakil kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang bimbingan dan konseling (BK/BP), wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat, wakil kepala sekolah bidang kepustakaan, para guru, dan wali kelas. Sementara pembagian tugas pegawai administrasi terbagi atas jabatan-jabatan ; kepala TU, bagian keuangan atau bendahara, staf TU, dan tukang kebun.
Pembagian tugas masing-masing, baik untuk tenaga guru maupun tenaga administrasi disertai dengan prosedur dan tata kerja yang maksimal, misalnya para guru harus menguasai materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), begitu pula dengan para tenaga administrasi, didalamnya telah diatur mekanisme kerja sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan wewenang dan pelemparan tugas.
Untuk penyelesaian tugas urusan siswa bermasalah tentu melihat pokok permasalahannya, apabila sangat pribadi, maka menjadi tanggungjawab BP/BK, sedangkan masalah-masalah umum dapat diselesaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dengan dibantu guru BP/BK .
Untuk pengembangan kualitas sumber daya kependidikan dan non kependidikan, kepala sekolah selalu pro aktif mengikutkan para bawahannya untuk mengikuti pelatihan, penataran, workshop, MGMP, dan lain-lain, baik kegiatan internal sekolah ataupun diluar sekolah.
c. Pengarahan
Meskipun tugas-tugas guru dan tenaga administrasi sudah jelas dalam pelaksanaanya, diperlukan pengarahan, perintah, bimbingan, dan teguran yang bersahabat dalam melaksanakan tugas-tugas yang terabaikan. Metode atau gaya kepemimpinan ini harus dilakukan oleh kepala sekolah sacara ramah, rendah hati, menghormati, dan menghargai semua hasil kinerja guru, dan pegawai sekolah, sehingga kesan kepemimpinan semacam ini lebih bersifat meyakinkan, bukan menguasai, tampak berpengaruh bukan otoriter, implikasinya kepada bawahan akan selalu hormat dan senang hati dalam melaksanakan tugasnya.
Kepala sekolah, dalam banyak hal harus selalu memberi uswah hasanah, baik pada jam aktif di kantor atau di luar kantor. Hal ini dimaksudkan untuk membuahkan imits positif terhadap bawahan, terutama dalam meningkatkan prestasi kerja guru dan tenaga administrasi, dengan gaya memimpin yang tegas dalam berbagai bidang, kepala sekolah selalu memperhatikan kesejahteraan guru dan karyawan dalam berbagai bentuk menurut kesepakatan internal sekolah .

d. Pengawasan
Fungsi pengawasan dilakukan secara terus-menerus terhadap kinerja guru dan karyawan, baik dalam pelaksanaan tugas maupun hasil kerjanya, khususnya pengamatan langsung saat datang dan pulangnya para guru dan karyawan sekolah. Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan kepala sekolah, dievaluasi kembali baik menyangkut pelaksanaan tugas, penyimpangan amanah, dan nilai keberhasilan serta di-informasikan kepada guru dan karyawan dengan tujuan agar mereka termotivasi untuk lebih giat dalam melaksanakan tugas atau paling tidak mereka tidak mengulangi kekeliruan yang pernah dilakukan. Namun jika yang terjadi sangat bersifat pribadi dan menyangkut nama baik sekolah kepala sekolah harus mengambil sikap yang tegas dengan melaporkan kepada atasan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan lebih lanjut.
2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
Kondusifitas lembaga pendidikan salah satunya sangat dipengaruhi oleh sistem dan gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala MTs Syarifuddin ternyata dalam memimpin ia menerapkan model dan gaya sebagai berikut :
a. Mendengarkan saran bawahan
Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin harus mau mendengarkan saran, ide, dan masukan dari seorang bawahan demi meningkatkan kualitas pendidikan secara umum seperti hasil petikan wawancara dengan kepala berikut :
Jika saran itu berkaitan dengan aktifitas peningkatan mutu guru dan sekolah maka kepala sekolah menindaklanjuti dengan kebijakan setrategis seperti menambah buku bacaan bahan ajar guru dan lain sebagainya .
b. Mengevaluasi kesalahan diri
Tidak semua apa yang dilakukan kepala sekolah itu benar, oleh sebab itu, ada baiknya kepala sekolah selalu kontrol diri dengan apa yang dilakukan, sehingga sifat keterbukaan ini sangat ampuh untuk menjaga keutuhan sekolah, berikut petikan pernyataannya
Kesalahan selalu melekat pada diri manusia dan hal ini wajar serta alami, apalagi seorang pemimpin itu selalu dinilai oleh seorang bawahan, jadi instrospeksi diri itu sangat diperlukan pemimpin untuk mewujudkan tujuan lembaga, sikap bijaksana seperti ini sangat jarang dilakukan oleh pemimpin, maka saatnya untuk saling terbuka dan demokratis dalam memimpin.

c. Memberi masukan dan pemecahan masalah
Menurut salah satu guru yang peneliti wawancarai menuturkan sebagai berikut :
Pada dasarnya, kepala sekolah dalam analisa saya secara pribadi selalu terbuka dan mau menerima serta memberi solusi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan guru, apalagi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
d. Membagi tugas secara bersama
Kecermatan kepala sekolah dalam menganalisa kemampuan guru dalam penempatan tugas sangat dibutuhkan, sebab hal ini dampaknya sangat besar terhadap prestasi pencapaian materi ajar. Jadi mata pelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi guru yang tercantum dalam status kelayakan akademik atau ijazah yang dimiliki, dalam pemaparannya ia mengatakan
Pembagian tugas dalam kegiatan belajar mengajar selalu disesuaikan dengan ijazah guru dan apabila ada tugas penataran/workshop/sarasehan/simposium atau pelatihan mata pelajaran tertentu, saya selalu mengutus guru yang sesuai dengan materi penataran
e. Memberi teladan yang baik
Keteladanan merupakan faktor terpenting untuk mempengaruhi orang lain, utamanya bagi kepala sekolah di MTs Syarifuddin, sebagaimana hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, kepala selalu memberikan teladan yang baik/uswah hasanah seperti disiplin masuk atau pulang, dan selalu memberi tahu keberangkatan dalam dinas sekolah. Hal ini sesuai pernyataanya berikut :
Walaupun saya ini kepala sekolah, saya memandang semuanya sama, jadi tidak ada istilah kepala sekolah itu masuk dan pulang se-enaknya, begitu pula jika saya pergi urusan dinas, saya selalu memberi tahu mereka supaya mereka terbiasa disiplin dalam urusan sekolah
f. Memberi perhatian khusus dan riward
Perhatian yang lebih terhadap guru berprestasi merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan disiplin dan kualitas tenaga pendidik, sebab dengan perhatian dan riward (hadiah) guru merasa termotivasi dengan sendirinya. Berikut komentarnya ;
Motivasi guru itu merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar, sebab tanpa motivasi dan perhatian yang lebih para guru sulit berinisiatif untuk meningkatkan kompetensinya, oleh sebab itu perhatian secara khusus dan riward itu dibutuhkan Hal ini dibuktikan dengan dua guru telah melanjutkan ke S2.

3. Strategi peningkatan mutu sekolah
Unsur utama dalam pendidikan adalah guru, jika mau meningkatkan kualitas pendidikan maka tingkatkan kualitas guru, siswa akan berkualitas jika gurunya mumpuni, dan disiplin, tetapi keduanya masih tergantung kepada seorang pemimpin. Oleh sebab itu, cuplikan hasil observasi di MTs Syarifuddin ternyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan difokuskan pada :
a. Mutu tenaga pendidik
1 Penempatan tugas secara proporsional
Peran kepala sekolah sebagai manajer dituntut mampu mengidentifikasi bawahan, dengan demikian manajer/kepala mengetahui tugas/materi apa yang bisa dilaksanakan secara optimal sesuai dengan visi dan misi sekolah. Hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut :
Sebagai kepala sekolah, saya berusaha membagi tugas kepada guru-guru yang ada sesuai dengan ijazah dan kemampuannya, dibidang lain seperti karyawanan dan tenaga administrasi saya sesuaikan dengan keahlian dan kemampuannya baik menyangkut waktu atau beban tugas. Sehingga diantara mereka sudah tidak ada kata keberatan, karena sebelumnya sudah saya minta kesanggupannya.

2. Mensupport guru untuk melanjutkan study
Kepala yang baik selalu berfikir bagaimana untuk meningkatkan sekolah, kualitas guru, tenaga akademik, dan karyawan, kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara selalu memberi dorongan untuk meningkatkan kompetensi diri, demi lembaga, seperti yang diungkapkan wakil kepala sekolah berikut :
Kepala MTs Syarifuddin selalu mendorong bawahan terutama guru dan tenaga akademik yang berhubungan langsung dengan proses interaksi siswa untuk lebih proaktif , melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan secara optimal .
3. Study banding ke sekolah unggulan
Untuk merangsang minat dan kreatifitas tenaga pendidik dalam mengembangkan diri dan optimalisasi pelayanan terbaik bagi anak didik, kepala sekolah selalu memberi angin segar yang menggugah semangat guru seperti study banding. Kegiatan ini dilaksanakan langsung oleh civitas sekolah dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan peningkatan mutu tenaga pendidik dan tenaga administrasi, seperti petikan wawancara berikut :
Hampir setiap akhir tahun sekolah selalu mengadakan studi banding ke sekolah unggulan dan para guru, staf, serta karyawan selalu antusias responnya, seperti ketika study banding ke MTs Ma’arif NU Malang tahun yang lalu
4. Meningkatkan minat baca
Minimnya fasilitas buku-buku penunjang menjadikan wawasan dan pola pikir guru semakin sempit dan ini menjadi kendala utama bagi sekolah yang ingin mengembangkan dirinya mejadi lembaga pendidikan yang unggul, untuk itu seorang kepala harus menfasilitasi perpustakaan secara lengkap baik untuk guru, siswa, dan lainnya. Dalam penelitian di MTs Syarifuddin ternyata hal ini sudah diantisipasi terlebih dulu. Berikut komentar kepala sekolah
Lembaga pendidikan adalah sarang ilmu, jadi aneh apabila sekolah belum mampu menfasilitasi perpustakaan bagi guru dan siswa. Di sini (MTs Syarifuddin) setiap guru yang belum masuk pada jam mengajar selalu saya anjurkan untuk ke perpustakaan untuk membandingkan beberapa bahan ajar yang akan disajikan pada siswa

C. IMPLEMENTASI DAN KUALITAS PENDIDIKAN
Kualitas pendidikan di MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang, setelah penulis temukan dalam berbagai paparan data dilihat dari segi input dan outputnya tergolong lembaga pendidikan yang unggul secara kuantitas dan kualitasnya, kesuksesan kepala MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang dalam mengantarkan pola pikir dan perubahan paradigma pendidikan dalam perspektif Islam selalu dikaitkan dengan pemikiran kontemporer, namun semua ini tidak lepas dari berbagai tehnik dalam menerapkan fungsi manajemen yang sangat variatif.
Dalam temuan ini ternyata keberhasilannya tidak lepas dari implementasi peran dan fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Setidaknya fungsi diatas oleh seorang kepala diterapkan dalam berbagai aspek yang terkait dengan seluruh aktifitas sekolah, diantaranya :
1. Manajemen pada aspek tenaga pendidik dan non kependidikan
Guru, siswa, dan tenaga akademik merupakan unsur pengelola lembaga pendidikan, berarti kepala sekolah harus bisa menerapkan fungsi manajemen pada tiga unsur diatas. Tenaga guru merupakan ujung tombak dilapangan, bertugas memproses masukan yang masih mentah dengan materi, metode, norma, dan prosedur untuk mencapai tujuan sekolah. Sedangkan siswa dianggap sebagai bahan mentah yang siap untuk dikelola sesuai dengan corak sekolah yang di-inginkan, tetapi perlu diketahui, bahwa siswa itu mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Sedangkan karyawan/tenaga akademik bertugas dilapangan administrasi untuk menginventarisir seluruh kegiatan dilapangan dan tugas-tugas lain yang menjadi tanggungjawabnya.
Kepala sekolah harus menyadari, bahwa memanaj pegawai adalah mengatur manusia yang mempunyai perasaan, harga diri, dan latar belakang yang berbeda-beda, meskipun mereka telah mempunyai tugas dan tanggungjawab serta wewenang yang diatur, namun seorang kepala harus bisa menilai sesuai dengan tingkat kemampuan bawahan. Hal ini bisa dimulai dari kerja keras kepala sekolah untuk menerapkan fungsi manajemen pada aspek-aspek tertentu misalnya :
a. Rekrutmen guru dan karyawan
Dalam merekrut tenaga pendidik dan karyawan, kepala MTs Syarifuddin lebih bersifat obyektif dengan mekanisme yang ketat, sebab menajemen yang digunakan adalah sentralistik pada kebijakan yayasan, sehingga seleksi awal dilakukan oleh kepala sekolah dan kebijakan lebih lanjut ada pada yayasan, bisa jadi setelah disetujui kepala sekolah tidak direstui oleh yayasan, sehingga disini ada proteksi wewenang kepala sekolah ditingkat kebijakan perekrutan tenaga pendidik dan karyawan.
b. Pendayagunaan guru dan karyawan
Berbeda dengan paparan diatas, pada tingkat pendayagunaan guru dan karyawan, yayasan sepenuhnya menyerahkan kepada pihak sekolah, sehingga kepala sekolah lebih leluasa untuk memanfaatkan potensi yang ada demi peningkatan kualitas pendidikan di MTs Syarifuddin.
c.- Pengembangan tenaga pendidik dan karyawan
Kepala MTs Syarifuddin dalam aplikasi manajemennya lebih mengarah pada arah transformasi keilmuan yang lebih aktual, artinya ia selalu memanfaatkan moment-moment yang tepat untuk peningkatan profesionalisme guru dan karyawan, misalnya pelatihan calon sertifikasi guru, palatihan komputer untuk tenaga akademik dan lain sebagainya.
2. Manajemen pada aspek kesiswaan
Kesiswaan pada dasarnya menjadi urusan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, namun penerapan manajemen yang digunakan di MTs Syarifuddin tidak hanya dimonitoring oleh kesiswaan saja, akan tetapi kepala sekolah memetakan tugas dalam berbagai bidang misalnya;
a. Rekrutmen siswa
Dalam penerimaan siswa baru, kepala sekolah membentuk panitia Penerimaan Murid Baru (PMB) yang bertugas mempersiapkan seluruh administrasi penerimaan mulai dari standar nilai yang akan diterima sampai kepada soal tes yang akan di ujikan kepada calon siswa, sehingga kepala hanya memberikan kebijakan umum dan panitia yang menjabarkan kebijakan tersebut.
b. Pembinaan siswa bermasalah
Kepala sekolah selalu memantau dan mempertanyakan kepada kesiswaan tentang siswa bermasalah sekaligus jalan pemecahannya, jika kesiswaan belum mampu, maka kepala sekolah mengambil alih tugas, dan jika terlalu parah maka dikonsultasikan kepada ketua yayasan dan selanjutnya ditindaklanjuti dengan sidang terbuka untuk pengambilan keputusan lebih lanjut.
c. Pengembangan bakat siswa
Dalam urusan pengembangan bakat siswa, kepala sekolah selalu memberikan perhatian khusus kepada para siswa yang berprestasi dikelas, sehingga ada istilah juara kelas dan juara umum, maksudnya mulai dari kelas VII sampai kepada kelas IX dirangking nilai rata-ratanya dan nilai yang tertinggi dijadikan juara umum dan diberi tropy serta beasiswa berupa buku atau bentuk lain yang meningkatkan minat anak untuk belajar lebih giat lagi.
d. Pembentukan kepribadian siswa
Dalam membentuk pribadi siswa yang taat dan patuh, baik pada orang tua, guru, dan orang lain, MTs Syarifuddin selalu membuat suasana ilmiah seperti istigotsah, shalat berjamaah, mengadakan siraman rohani, mengadakan khotmil qur’an dan lain sebagainya.
e. Standarisasi kenaikan dan kelulusan
Untuk mencegah dan menghindari imits yang tidak baik terhadap pola pikir dan kepribadian siswa dan siswi, sekolah merumuskan standarisasi kenaikan kelas setiap mata pelajaran di sekolah, bahkan setiap akhir semester kepala sekolah selalu mengumumkan nilai terbaik dan nilai terburuk semua kelas serta nilai tertinggi dari semua kelas yang akan dinobatkan sebagai juara umum. tujuannya agar para siswa terpacu dengan sendirinya dan selalu menghindari kesan nigatif pada diri siswa.
3 Manajemen pada aspek lingkungan
a. Lingkungan sekolah
Pada aspek lingkungan, fungsi manajemen kepala sekolah adalah memanfaatkan situasi kondusif untuk dikenalkan pada siswa agar mampu membiasakan diri dengan kultur yang baik dan islami, dengan demikian ia tidak merasa canggung dan ragu dalam menerapkannya setelah pulang.
b. Lingkungan keluarga
Walaupun sekolah sebagai sarang ilmu pengetahuan, kepala sekolah harus selalu memanfaatkan lingkungan keluarga untuk ikut serta dalam menciptakan stabilitas kepribadian siswa menjadi lebih baik, hal ini, di MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang dibuktikan dengan adanya pertemuan/rapat wali murid setiap tahun, akan tetapi jika dianggap mendesak kepala sekolah memanggil wali murid secara insidental dan tidak kenal waktu.
c. Harmonisasi Lingkungan sekolah dengan keluarga
Keharmonisan lembaga pendidikan dan lingkungan keluarga sangat dibutuhkan, sebab jika tidak, maka tujuan pendidikan tidak akan pernah tercapai, mengapa demikian? . Seperti yang kita ketahui bahwa lembaga pendidikan tidak hanya mencekoki siswa dengan ilmu pengetahuan akan tetapi bagaimana siswa itu mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dimana ia berada, jadi bila sekolah membentuk pribadi siswa dengan baik sementara lingkungan keluarga tidak mendukungnya maka yang terjadi adalah perbuatan tidak sama dengan pengetahuan dan hal ini banyak terjadi dilembaga pendidikan Islam umumnya.

Penerapan manajemen kepala MTs. Syarifuddin pada tingkat tenaga pendidik disisi perekrutan tenaga pendidik dan karyawan sangat sulit realisasinya, sebab seluruh kebijakan serba tergantung pada yayasan, artinya kepala sekolah tidak berwenang menentukan diterima atau tidaknya seorang pelamar di sekolah yang dipimpin, walau dilihat dari segi kualitas dan kelayakan sang pelamar sudah memenuhi syarat dan dibutuhkan, namun apabila yayasan tidak menghendaki maka sang pelamar tidak bisa diterima menjadi guru atau karyawan. Disisi lain penerapan manajemen di sekolah sangat terganggu dengan adanya guru yang tidak hanya mengajar di MTs Syarifuddin, dengan demikian membuat efektifitas kegiatan belajar mengajar sedikit terganggu, terutama ketika ada rapat diluar tugas utama. Akan tetapi untuk mengantisipasi hal ini, kepala MTs Syarifuddin mengangkat guru piket dan dievaluasi dalam kegiatan rutin rapat guru yang dikemas dalam bentuk Himpunan Mudarris MTs Syarifuddin (HIMMATS) yang dilaksanakan sebulan sekali.
Sedangkan fungsi manajemen pada tingkat efektifitas kinerja karyawan sedikit terganggu dengan adanya karyawan yang masih melanjutkan ke jenjang pendidikan yang labih tinggi, tapi hal ini dianggap wajar, sebab pada prinsipnya ia ingin mengembangkan dirinya demi lembaga, artinya semakin banyak guru dan karyawan sekolah yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat nilai jual lembaga tersebut.
Dampak manajemen sekolah pada tingkat kedisiplinan seluruh komponen sekolah sangat dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah, oleh karena itu kepala MTs Syarifuddin tidak hanya menawarkan peta konsep manajemen melainkan memberi uswah hasanah atau contoh prilaku dari konsep yang ditawarkan, sehingga dengan sendirinya para guru/karyawan merasa malu apabila tidak bisa menyesuaikan diri dengan prilaku pimpinan.
Penerapan pola manajemen kepala MTs Syarifuddin secara umum meliputi; manajemen dengan pola uswah hasanah, manajemen dengan pola pembentukan kepribadian guru dan karyawan, manajemen dengan pola pembentukan kedisiplinan, manajemen dengan pola peningkatan mutu guru, dan manajemen dengan pola pemanfaatan potensi dan optimalisasi tugas dan kewajiban guru dan karyawan.
Ketika penulis bertanya kepada kepala MTs Syarifuddin, mengapa Bapak dalam meningkatkan kualitas pendidikan hanya diprioritaskan kepada guru saja? Ia menjawab Proses pembelajaran itu dikendalikan oleh guru, maka yang harus dibenahi dulu adalah guru, bagaimana mungkin siswa berkualitas kalau gurunya tidak? Bagaimana siswa itu pintar sementara gurunya masih bodoh, dan bagaimana mungkin siswa itu menjadi baik jika gurunya tidak. Sehingga guru harus diprioritaskan kalau tidak ingin pendidikan ini ambruk dan nabi sudah mengingatkan melalui hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi sebagai berikut :
هلاك أمتى رجلان عالم فاجر وعابد جاهل وخير الخيار خيار العلماء وشر الآشرار الجهلاء ( رواه البيهقى )
Artinya : Rusaknya ummatku adalah karena dua orang “Seorang alim yang durjana dan seorang hamba yang bodoh” orang yang paling baik adalah ulama yang baik dan orang yang paling jelek adalah orang yang bodoh.

D. APLIKASI MANAJEMEN DAN KUALITAS PENDIDIKAN
Dalam konteks pemikiran modern setia sesuatu terdapat kata kunci utama dalam penerapannya yaitu antara kata-kata, karya, dan makna. Oleh karena itu setiap lembagai pendidikan pasti mempunyai konsep-konsep pendidikan tertentu yang dikenal dengan istilah manajemen, tentunya hal ini menyangkut fungsi, gaya, dan strategi dalam penerapannya. Sedangkan konsep pendidikan di MTs Syarifuddin yang telah penulis temukan meliputi :
1. Fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, oleh kepala MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang diterapkan pada 3 aspek berikut.
Pertama : Aspek tenaga pendidik dan kependidikan, dengan cara setiap penugasan selalu disesuaikan dengan keahliannya, guru dan karyawan disupport untuk melanjutkan study, dan pemanfaatan fasilitas perpustakaan.
Kedua : Aspek kesiswaan, melalui pembinaan siswa bermasalah, pengembangan bakat siswa, pembentukan kepribadian islami, dan standarisasi kenaikan kelas yang ketat serta standar kelulusan yang terencana, lulus secara akademik (nilai mencapai Standart Kelulusan/SKL) dan lulus secara non akademik (baik pola prilakunya).
Ketiga : Aspek lingkungan, aspek ini dilakukan dengan system kondisifitas lingkungan belajar disekolah, pemanfaatan peran orang tua dirumah dan pengurus pondok pesantren di asrama santri, dan rutinitas agenda kegiatan akhir tahun yang berupa pertemuan wali murid dengan agenda khusus tentang evaluasi kegiatan belajar mengajar siswa.
2. Gaya Memimpin
Gaya kepemimpinan kepala MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang cenderung lebih terbuka dan demokratis. Hal ini terlihat pada gaya yang ditunjukannya, dengan selalu mendengarkan saran bawahan, mengevaluasi kesalahan secara bijaksana, memberi masukan dan pemecahan masalah, membagi tugas secara bersama, memberi teladan yang baik, dan memberi perhatian khusus (riward) bagi guru atau karyawan yang berprestasi, serta penghargaan bagi siswa berprestasi pula.
3. Strategi Peningkatan Mutu
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kepala MTs Syarifuddin Wonorejo Lumajang, sasaran utama dan yang pertama kali dibidik adalah guru. Sebab menurutnya. Guru yang berperan aktif dalam membentuk kepribadian siswa, oleh karena itu guru harus dibekali dengan karakter-karakter berikut :
a. Guru harus zuhud, bersikap sederhana, dan dalam bertugas hanya untuk mencari ridla Allah SWT.
b. Guru harus mempunyai jiwa yang bersih dan berakhlakul karimah sebab sebagai panutan bagi siswa-siswinya.
c. Seorang guru harus ikhlas dalam melaksanakan amanahnya yang teramat berat dan mulia.
d. Guru harus mempunyai sifat pemaaf terhadap siswa-siswinya sehingga tidak ada kata putus asa dalam membimbing dan mengarahkan.
e. Guru harus berposisi sebagai seorang bapak yang selalu menyayangi anak-anaknya.
f. Guru harus mengetahui dan menyelidiki potensi/bakat siswa-siswinya agar tidak salah dalam mengarahkan.
g. Seorang guru harus menguasai bidang study yang diajarkan serta metode praktis yang lebih mudah dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa.

3 komentar:

  1. unk mts syarifuddin...
    klo dha reuni akbar kbr.in kpda siswa ea...
    trutama pda thun ajrn 2008/2009

    BalasHapus
  2. pa' stu lgi yg dpet pngharga.an jga msuk.an nma.na
    biar kliat.an bgus.............

    BalasHapus
  3. q shahrud... naK "BUNG LAOK" sUksEs trUz UntuK pOndOk Kyai sYarIfuddin..

    BalasHapus