Selasa, 02 Juni 2009

Riwayat Hidup Kyai Syarif

ULAMA’ YANG MENCETAK ULAMA’

Oleh: KH. Sulahak Syarif dan KH.M. Adnan Syarif, Lc., M.Pd.I

Kyai Syarif Pendiri Pondok Pesanteren “Kyai Syrifuddin” Wonorejo Lumajang. Dan Kyai Syarifuddin adalah seorang ulama’ yang istoqamah mendidik akhlakul karimah dan mengajarkan kitab kuning pada snatrinya, maka tidak heran apabila alumninya banyak yang mejadi ulama’ dan pendiri pondok pesantern. Alumni yang mendirikan pondok pesantern bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara tetangga, misalnya di Malaysia. Santri dari bawean bernama Maksum, setelah pulang mendirikan pondok pesantren “Mamba’ul Ulum”, dari Probolinggo bernama Rahmat setelah pulang mendirikan pondok pesantren “ “, dari kunir Lumajang bernama Abdulmujib setelah pulang mendirikan pondok pesantren “Miftahul Ulum”, dari Randu Agung bernama Muhammad setelah pulang mendirikan pondok pesantren dan beberapa alumni lainnya juga mendirikan pondok pesantren. Dan anak cucu Kyai Syarif banyak yang mendirikn pondok pesantern di beberapa tempat baik dalam kabupaten lumjang maupun di luar lumajang. Misalnya KH. Qurtubi ( KH. Malik) mendirikan pondok pentren “Almaliki” di Dawuan Sukodono Lumajang, Kyai Faqih mendirikan pondok pesantren “Nurul Istqamah” di Wonorejo Kedungjang Lumajang, KH Syudah Syarif mendirikn pondok pesantern “Darul Muqamah” di Gumuk Emas Jember, KH. Fawahim mendirikn pondok pesantern “Zadul Ma’ad di Pandan Wangi Lumajang, Nyai Hj. Hanna mendirikn pondok pesantern “Nurut Tauhid” Pelas Wonorejo Lumajang, Nyai Qanatatillah mendirikn pondok pesantern “Qanatatillah” di Alas malang Sukodono Lumajang. Sedangkan KH. Sulahak Syarif dan KH. Adnan Syarif melanjutkan pondok pensatren yang didirikan oleh Kyai Syarif, yaitu pondok pesantern “Kyai Syarifuddin” Wonorejo Lumajang.
Silsilah dan Kediaman.
Kyai Syarifuddin nama lengkapnya Kyai Sarifuddin Ibn Kyai Sekar Sari. Masa kecilnya beliau bernama Ahmad Rais, sedangkan nama panggilan sehari-hari Gibes. Gibes dalam bahasa Madura artinya orang yang hebat dan selalu juara, beliaua dipanggil Gibes, karena pintar baca kitab dan mengalahkan teman-temannya yang lebih dulu belajar kitab kuning. Beliau dilahirkan di desa Lawean kecamatan Patalan (sekarang: Wonoasih) kabupaten Probolinggo Jawa Timur tahun 1889 M , Kyai Syarif anak kedua dari lima bersaudara, yaitu: 1). Nyai Sekar Anom, 2). Ahmad Rais (Kyai Syarifuddin), 3). Nyai Kerto, 4). Kyai Fatawi, 5). Kyai Subki
Kyai Syarif menikah dua kali yang pertama di desa Tekong Lumajang, dikarunia satu anak perempuan bernama Siti Rahmah, dan yang kedua di desa Wonorejo Kedungjajang (Dulu: Kecamatan Randuagung) Lumajang, nama istri beliau: 1). Nyai Khosiah, dikauraniai anak empat orang a). Damhora, b). Yumna (Nyai Hadiri), c). Adra’i (Kyai Adra’i), dan d). Romlah (Nyai Rosidi). 2). Nyai Salamah (tidak dikaruniai putra)
Pengalaman Mencari Ilmu.
Kyai Syarif mengawali mencari ilmu pada ayahnya sendiri, Kyai Sekar Sari, beliau belajar membaca dan menulis al-qur’an pada ayahnya sendiri, kyai sekarsari di desa lawean bersama saudara-saudaranya yang berjumlah lima orang1). Nyai Sekar Anom, 2). Ahmad Rais (Kyai Syarifuddin), 3). Nyai Kerto, 4). Kyai fatawi, 5). Kyai Subki. Setelah beliau selesai belajar baca menulis al-Qur’an lalu belajar kitab kuning yang diantaranya Kitab Sullam safinah, Aqidatul awam, Awamil jurmiyah, Al-amsilatul Tasrifiyah, Hidayatus Sufyan dan sifaul jinan.
Kyai Syarif merasa ingin menambah ilmu, maka dia belajar ke pondok pesantran
Asem Agung sumber kareng Probolinggo berguru langsung kepada kyai Asem Agung selama 4 tahun, pada waktu-waktu tertentu pulang kerumah untuk makan dan keperluan lainnya, sedangkan kitab-kitab yang dipelajari diantaranya sebgai berikut: Kifayatul awam, Takrib, Fathul Mu’in, Bidayatul hidayah, Tafsir jalalain, Riyadus solihin, Mutammimah, Nadomul maksud dan Kawaidul i’lal.
Kyai Syarifuddin merasa belum cukup dengan ilmu yang didapatkan, maka dia mondok lagi di Pondok Pesantren Panji Gedangan Sidoarjo, kemudian Pondok Pesantern Genggong Kecamatan Kraksaan Probolinggo, berguru langsung pada Kyai Hasan sepuh dan kyai Hasnan, Arak-arak Bondowoso.

Masa-masa Sulit Pendirian Pondok Pesantaren.
Awal perjuangan pendidikan kyai Syarifuddin adalah mengembangkan kegiatan musolla kecil yang telah ada sebelumnya yang telah didirikan oleh mertuanya, Kyai Sumber pada tahun 1912 M, sedangkan Ilmu-ilmu yang diajarkan adalah membaca dan menulis al-quran serta kitab-kitab dasar, santri yang belajar dalah orang-orang yang terdiri dari sekitar Musolla. Dalam waktu singkat perkembangan santari sangat pesat, banyak santri yang belajar dari luar Lumajang terutama santri dari Pulau Bawean Gesik Jawa Timur. Metode mengajar al-qur’an yang dipergunakan Kyai syarif adalah dua metode, yaitu metode Baghdadiyah dan tartil, yang lebih dikenal denga istilah “tektekan”.
Sedang Metode yang dipergunakan mengajar kitab kuning adalah sebagai berikut:
1. Materinya ditulis di papan lengkap dengan maknanya kemudian para murid menulis lafal dan maknanya tulisan yang ada di papan di bukunya masing-masing.
2. Sebelum Kyai Syarif membacakan materi yang di tulis di papan sejumlah santri diperintah mengulangi dan membaca pelajan yang lalu.
3. Kyai Syarifuddin membaca materi yang ditulis di papan dengan pelan dan jelas dengan menggunakan bahasa madura, sedangkan santri mendengarkan dengan baik.
4. Setelah Kyai Syarifuddin selesai menjelaskan, sejumlah santri yang senior di suruh membaca pelajaran baru yang sudah diterangkan, bergiliran kurng lebih sampai 10 orang, sedangkan yang lain mendengarkan dengan baik dan sungguh-sungguh.
5. Para santri senior yang sudah membaca di haruskan memandu santri yunior dengan di pisah dan berkelompok, sedangkan kyai Syarifuddin berkeliling mengawasi para santri yunior yang sedang membaca kitab, demikian selanjutnya pada setiap hari.
6. Setiap seminggu sekali pada hari selasa para santri menyetorkan hafalan
7. Kyai Syarifuddin menanyakan kedudukan i’rob dan sorrofnya
8. Penilaian dilakukan setiap hari sesuai dengan perkembangan kemampuan santri
9. Kitab-kitab yang di baca adalah kitab-kitab fiqh yang disertai pendalaman teori dan praktek nahwu dan sorrof
10. Memberi motivasi belajar kepada santri dengan mengajar kitab yang lebih tinggi.
11. Anak santri diawasi keaktifannya dengan cara diabsent dan dikontrol langsung oleh kyai Syarifuddin ke kamar pondok.
12. Memaknai kitab dengan menggunakan bahasa jawa kemudian dijelaskan dengan bahasa madura
Pengembangan dan Hambatan.
Dari waktu kewaktu perkembangan Pondok Pesantern Kyai Syarifuddin makin pesat sehingga memerlukan sarana penunjang pendidikan, maka Kyai Syarif besarta masyarakat membangun masjid, kamar, pondok, ruang kelas-kelas dan menugaskan ustadz-ustadz menjadi guru.
Didalam mengembangkan pondok pesatren Kyai Syarifuddin mengalami hambatan-hambatan dianatanya masyarakat sekitar pondok belum memahami tujuan perjuangan kyai Syarifuddin, mereka melakukan hal-hal yang mengganggu kelancaran pendidikan, Yng diantaranya musolla pernah di beri kotoran manusia, ketika santri mengumandakan adzan, ada yang mengomentari anjingnya kyai Syarifuddin sedang menggonggong, sautu ketika ada pohon kelapa ditebang dan di arahkan robohkan kemusolla sedangkan kyai Syarifuddin melakukan ibadah di dalam musolla, alhamdulillah pohon kelapa tersebut roboh pada tempat lain dan tidak roboh pada musolla, da ekonnomi Kyai Syarifuddin sangat sederhana karma disibukkan untuk mengajar para santri, Santri yang dari bawean sebagian besar orang tuanya berada di malaisia dan mereka di kirim atau biaya hidupnya dari orangtuanya yang berada di malaisia, sehingga ketika terjadi konfrontasi antara indonesia dengan malaysia banyak santri bawean terpaksa berhenti karma tidak mempunyai bekal dan jumlah santri menurun drastis dan nyaris berhenti, karma sebagian besar santri pondok kyai Syarifuddin dari bawean.
Dalam memecahkan problem tersebut melakukan melakuakan bermacam-macam tindakan yang diantaranya:
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti dan manfaat perjuangan pendidikan yang dilakukan kyai Syarifuddin
2. .
3. Gangguan yang berupa ejekan dan sebagainya dihadapi dengan sabar dan memperlakukan masyarakat dengan lemah lembut dan menampakkan kasih sayang baik kawan maupun lawan.
4. Mengahadapi ekonomi dihadapi dengan zuhud dan qonaah.
5. Kyai Syarifuddin terus berzikir minta pertolongan kepada allah agar musolla dan dirinya di selamatkan dari marabahaya dari robohnya pohon kelapa demi kelanjutan perjuangan pendidikan islam.
Istiqomah dan Karomah
Kyai Syarif sangat sukses di dalam mengembangkan pondok pesantren, dalam waktu yang relatif singkat berhasil mengembangkan pondok pesantren, yang ditandai banyaknya sntri baik dari sekita lumajang maupun dari luar lumajang, banyak santri yang alim dan setelah pulang mendirikan pondok pesantren. Keberhasilan ini didapatkan dengan cara istiqamah didalamberibadah dan mengajar kitab kuning, istiqaha didalam ibadah diantaranya: Solat jamaah, qobliyah ba’diyah, duha, solat malam, zikir setelah solat,. Membaca al-qur’an, dan puasa senin kemis, tarwiyah arofah dan puasa sunnah lainnya. Keistiqomaah ibadah semacam ini sebagai toriqoh menurut pemahaman orang ahli toriqot. Kyai Syarifuddin didalam melaksanakan ibadah tepat waktu tidak perlu mengunakan jam atau tampa tanda peringatan waktu lainnya.
Kyai Syarifuddin istiqamah didalam membungunkan santri dan mengajarnya, alat yang digunakan berupa batu selalu tetap dan tidak berubah serta dilektakkan di tempat yang tetap. Suatu ketika kyai Syarifuddin sedang bebergian ke Balung Jember untuk kepentingan takziah, dia tidak bisa pulang sampai tiba waktu membangunkan anak santri melaksanakan ibadah solat duhur, tiba-tiba batu yang biasa dipergunakan untuk mengetuk jemdela pondok jatuh di meja kyai Syarifuddin, yang pada waktu itu beliau sedang berbincang dengan para tamu yang lain, Kyai Syarifuddin mengetahui bahwa batu yang jatuh tersebut adalah batu yang dipergunakan untuk membangunkan santri , lalu dia mengambilkan dan memasukkan ke dalam saku bajunya dan di kembalikan kepada tempat semula yang biasa Kyai Syarifuddin menempatkan batu tersebut, yaitu di depan pintu rumah Kyai Syarifuddin.

Berpulang Kerahmatullah.
Kyai Syarif mempersiapkan kader penerus dengan mendidik anak turunnya dengan tekun dan mengajar langsung anak keturunannya tiga kali sehari dengan rutin, setelah subuh, setelah solat duhur, dan setelah solat magrib, dan mendidik santri senior dengan tekun dan kontinyu. Dia merasa puas dengan usahanya, karena banyak anak cucunya yang sudah bisa baca kitab kuning degn baik, ini ditandai dengan penyataannya dengan bahasa madura ketika dia hamper kembali pada rahmatullah: “Setiah seengkok lah tuah umpamah dulih depak kaomor engkok tak sossa sebeb tang toronan benyak se taoh ngajih, insya allah ponduk Wonorejo dek budinnah rammih engak pasar (Saya sekarang sudah tua, umpamanya saya meninggal dunia saya tidak merasa khawatir, karena anak cucu saya banyak yang bisa baca kitab kuning, insya Allah nani pondok Wonorejo akan ramai seperti pasar). Dia wafat 1972 M dikuburkan di komplek pondok pesantren Kyai Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang Lumajang.

7 komentar:

  1. sumpah...sy mneteskan air mata saat sy mmbca rwyt hdp bliau cz terharu betepa gigihnya beliau saat memperjuangkan panji2 islam & merintis psantren, sy jg bangga pux kyai spt kyai sulahak syarif & kyai adnan syarif, do'aku slalu mengiringi bliau dlm berjuang. smoga sy msh ttp diaku sbg santri beliau sampai ke akhirat ami...n.

    BalasHapus
    Balasan
    1. asalamu alaikum salam kenal,ana juga bekas pesantren di sana

      Hapus
    2. ana nurhasan ,alamat facebook andi_ida73@yahoo.com

      Hapus
  2. asww.ya allah ketemu dan sudah maju bekas pesantrenku,aku tinggal di jakarta,oh ia kalau ente ada yang kenal nama ana nurhasan ,informasiin yah ,dulu ana sekolah sd di dekat sungai berantas yang tikungan,nih facebook ana,andi_ida73@yahoo.com,yang kenal ad ane yah,salam juga buat kiai sulahah dan lainnya,dan para ustazd ana,di sana kira2 ana tahun 82 an,salam juga pada santri semua,oh ia klo ente2 kenal murjali itu kakak ana,ana mohon doa semua moga berkah,dan ana gembira sekali menemukan berita ini,yg sudah maju wasalam

    BalasHapus
  3. Kalau ada waktu jangan lupa Ke Wonorejo. Imtihan Sekitar Akhir JUNI 2012

    BalasHapus
  4. gak trasa udah 3 tahun smenjak wisuda mts d sana...
    kengennnnnnnn....
    Syarifuddin CEMUNGUUUUT.....



    (ALUMNI)

    BalasHapus
  5. kalau ada tolong posting silsilah kyai syarif yang lengkap..terimakasih

    BalasHapus